Jumlah Pengunjung

I Dewa Gede Alit Rai Bawa

GIB (GURU IPS BERBAGI).

SMP NEGERI 1 KUTA.

IPS MOTHER OF SCIENCE.

Kamis, 15 April 2021

Asesmen Kompetensi Minimum SMP (AKM)

 


Pengimbasan Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana pendapat Anda? 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.

Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda peroleh. 

KEBIJAKAN AKM@NADIEMMAKARIM

https://youtu.be/MAADQBghcqQ

MATERI - MATERI 

1. APA PENTINGNYA ASESMEN NASIONAL

2. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional

3. Evaluasi Ujian Nasional

4. Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

5. Kreteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional

6. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional

7. Konsep Literasi Membaca

8. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca

9. Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP

10. Contoh butir Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP

11. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMP

12. Konsep Numerasi

13. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi

14. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMP

15. Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMP

16. Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMP

17. Mengidentifikasi 4 Katagori Tingkat Penguasaan Kompetensi

18. Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten

19. Analisis Katagori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran

20. Merekomendasikan strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum

21. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran

22. Segitiga Belajar : Kurikulum dan Pembelajaran Asesmen,

copyright : https://sim-gurubelajar.simpkb.id/

Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran

 Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.

Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid.

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran

 Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

  1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
  2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021

Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum

 Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

  1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus. 
  2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
  3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
  4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran

 Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 

Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten

 Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 

Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi

 Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:

Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMP

 Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMP/MTS. Pada aktivitas ini Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

  1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
  1. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 
  1. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 

Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMP

 

Level Pembelajaran 1 Numerasi untuk kelas 8.

Kompetensi: Memahami bilangan cacah (maks. enam angka)

  1. Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antara bangun datar serta serta dapat  menggunakan  Teorema Pythagoras

RUMAH IDEAL

Menentukan ukuran rumah yang ideal memang susah-susah gampang. Pada dasarnya, ukuran sebuah rumah harus disesuaikan dengan jumlah orang yang nanti akan tinggal di dalamnya. Berdasarkan berbagai pertimbangan tertentu seperti ruang gerak, furnitur, dan lain sebagainya, maka ukuran minimal masing-masing ruangan yang ideal bagi keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

RuanganPanjang(m)Lebar(m)
Kamar tidur utama43
Kamar tidur anak33
Kamar tidur tamu33
Kamar tidur asisten rumah tangga32
Ruang tamu53
Ruang makan33
Dapur33
Garasi mobil53
Kamar mandi2,51,5
Gudang32

Meski tidak harus sama persis, karena berkaitan dengan kondisi lahan yang dimiliki, contoh di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi Anda saat merencanakan atau memutuskan untuk membangun rumah dengan ukuran ideal yang bisa dihuni oleh 2 hingga 5 orang.

Pak Ali berencana akan membangun sebuah rumah yang akan dihuni bersama isteri dan satu anak. Kriteria rumah yang ingin dibangun pak Ali adalah sebagai berikut:

  1. Pak Ali tidak memiliki asisten rumah tangga sehingga tidak membuat kamar asisten rumah tangga.
  2. Pak Ali tidak membuat kamar khusus tamu.
  3. Pak Ali ingin membuat dua buah kamar mandi

Pak Ali membeli sebidang tanah yang luasnya 1 are. Pak Ali mengalokasikan 15 m2 dari tanah tersebut untuk dibuat halaman rumah. Apakah Pak Ali bisa membangun rumah yang ideal? 

AYa, karena cukup membutuhkan lahan 82,5 m2.
BYa, lahan Pak Ali masih tersisa 10 m2.
CTidak, karena rumah ideal Pak Ali memerlukan luas minimal 90 m2.
DTidak, lahan Pak Ali masih kurang 7,5 m2.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 1 level 1

2. Menghitung volume bangun ruang dan luas permukaan.

CARA AKURAT DAN MUDAH UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK TUBUH KITA

Jumlah air yang kita minum per harinya bervariasi, berbeda setiap individu. Nah, ini salah satu cara untuk menghitung kebutuhan air tubuh kita bersumber dari India Times. 

Langkah 1: Ukur berat badan Anda dalam kilogram

Langkah 2: Bagilah dengan angka 30

Langkah 3: Tambahkan lebih banyak air untuk aktivitas fisik

Jika berolahraga, Anda mungkin kehilangan banyak air melalui keringat. Tambahkan 0,35 liter (350 ml) setiap setengah jam setelah latihan.
Jadi, jika berolahraga selama satu jam setiap hari, tambahkan 0,7 liter (700 ml) air ke dalam kebutuhan harian Anda.
Santi ingin mengetahui kebutuhan airnya dalam satu hari. Santi kemudian mengukur berat badannya dan didapat hasil sebagai berikut:

Jika hari itu Santi berolahraga selama 60 menit, jumlah air yang dibutuhkan Santi saat itu adalah ….

A1,8 liter
B2,1 liter
C2,3 liter
D2,5 liter

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 2 level 1

3. Menyelesaikan pertidaksamaan linier 1 variabel atau sistem persamaan linear 2 variabel.

Masyarakat sudah dimudahkan dengan tersedianya berbagai layanan angkutan seperti KRL (Kereta Rel Listrik), MRT Jakarta (Moda Raya Terpadu Jakarta), maupun transportasi online. Biaya yang ditarifkan menyesuaikan dengan jarak yang ditempuh pengguna layanan. Melalui mesin pencarian maps, seseorang dapat melihat berbagai pilihan untuk menuju suatu tempat. Seperti tabel di bawah ini.

Jika memperhitungkan waktu, berapakah waktu paling sedikit yang diperlukan Adi untuk tiba di Fatmawati dari Rawa Buntu?

Jawab: 60 menit dengan menggunakan kereta ke kebayoran terlebih dahulu kemudian naik ojek online.

full kereta dari pukul 11.39 – 12.55 = 76 menit
ojek online = 22 km * 3 menit = 66 menit
kebayoran (kereta) 21 menit – kebayoran (online) (13 km * 3 = 39 menit) = 21 + 39 menit = 60 menit
tanah abang (kereta) 11.39-12.12 = 33 menit – fatmawati (online)15 km * 3 = 45) menit = 33+45 = 78 menit
Maka yang paling singkat waktunya adalah 60 menit.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 3 level 1

4. Memahami pola pada barisan bilangan dan konfigurasi objek

Gedung Pertunjukan

Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 9 baris kursi. Pada baris pertama terdapat 8 kursi, baris kedua 12 kursi, baris ketiga 11 kursi, baris keempat 15 kursi, baris kelima 14 kursi, dan seterusnya mengikuti pola yang sama.

(Gambar hanya ilustrasi)

Berapa banyak kursi pada baris paling belakang?

Jawab: 20, pola bilangan tingkat 2 dengan selisih +3 sehingga dapat dihitung secara manual dengan barisan ke 9 kursi yaitu 20.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 4 level 1

5. Memahami fungsi linier dan grafiknya, serta sifat-sifatnya.

Ani sedang mengisi daya ponsel miliknya. Berikut merupakan grafik kapasitas baterai (persen) vs waktu (menit) dari pengisian ponsel milik Ani.

Berapa persentase kapasitas ponsel yang tersisa saat pengisian dimulai? 0,4

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 5 level 1

6. Memecahkan masalah aritmetika sosial yang terkait dengan rasio/persentase.

Halaman belakang sebuah rumah akan dibuat taman. Pengerjaan taman tersebut memerlukan waktu 12 hari dengan 4 orang pekerja. Agar pekerjaan taman dapat diselesaikan selama 8 hari, berapa orang tambahan pekerja yang diperlukan?

Jawab: 2 orang, perbandingan berbalik nilai. 12 hari dikerjakan 4 orang, maka untuk 8 hari —– 12 : 8 = x : 4 —— x = 6. Sehingga membutuhkan tambahan 2 orang.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 6 level 1

7. Menentukan dan menggunakan mean, median, dan modus.

COVID-19 MERAMBAH ASEAN 

Sejak Januari 2020, sejenis virus menimbulkan kegaduhan di Provinsi Wuhan Cina. Kemudian menyebar ke banyak negara. Diagram berikut merupakan data penderita yang sembuh dari wabah Covid-19 di beberapa negara ASEAN. Urutan negara-negara tersebut berdasarkan banyak penderita yang sembuh dilanjutkan dengan abjad nama negara secara meningkat adalah …. 

ABrunei, Filipina, Indonesia, Thailand, Kamboja, Malaysia, Singapura, Vietnam.
BSingapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia, Filipina, Kamboja, Brunei, Thailand.
CThailand, Brunei, Kamboja, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura.
DThailand, Kamboja, Brunei, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 7 level 1

8. Menghitung peluang kejadian sederhana

 Gambar berikut merupakan sebuah roda putar yang dibagi menjadi 24 bagian.

Pada sebuah acara, seorang tamu memutar panah yang dapat berhenti di sembarang bagian roda.  Apabila terdapat   \frac{7}{24}   bagian berwarna biru,   \frac{1}{8} bagian ungu,  \frac{5}{12}  bagian kuning, dan sisanya berwarna  merah, 

maka peluang yang paling kecil yang ditunjukkan warna panah adalah …. 

Abiru
Bungu
Cmerah
Dkuning

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh soal kompetensi 8 level 1